Duduk termangu berpangku ragu
Mengusir sepi mengundang rayu
Membungkam angin yang berlalu
Mataku bertarung pada manusia satu-satu
Kutunggu tapi semakin tak menentu
Kunanti tapi hanya lagu lalu
Beberapa kali mengutuk waktu
Hampa dirundung ragu
Siluet berdiri di ujung jalan sempit
Hati bergejolak bak sakura musim semi
Seketika menampar dinding hati
Melihatnya kini bersanding dengan yang lain
Rafina Widowati
Makan ketupat di Hari Raya. Minumnya dengan jus selasih. Jangan bosan mengunjungi Blog saya. Untuk Anda saya ucapkan terima kasih.
Rabu, 12 Januari 2011
Sabtu, 08 Januari 2011
Pelangi Terakhir
topi usang itu bau tengik pasar pagi
ah ... kurasa dia telah menahannya bertahun-tahun lamanya
angkat beban
sebelum matahari bangun dan tertidur kembali
peluhnya bertabrakan dengan desahnya
sendal jepit swallow menguliti jari-jari kakinya
kaki lecet terseok-seok
tenggorokan berdahak kodok
matahari terus saja mengejeknya
apalagi hujan ia terus asik menangis
sang kala menyedot detik hidupnya
membunuh pelangi dengan bengis
ah ... kurasa dia telah menahannya bertahun-tahun lamanya
angkat beban
sebelum matahari bangun dan tertidur kembali
peluhnya bertabrakan dengan desahnya
sendal jepit swallow menguliti jari-jari kakinya
kaki lecet terseok-seok
tenggorokan berdahak kodok
matahari terus saja mengejeknya
apalagi hujan ia terus asik menangis
sang kala menyedot detik hidupnya
membunuh pelangi dengan bengis
Langganan:
Postingan (Atom)