Rabu, 12 Januari 2011

Siluet Setajam Silet

Duduk termangu berpangku ragu
Mengusir sepi mengundang rayu
Membungkam angin yang berlalu
Mataku bertarung pada manusia satu-satu

Kutunggu tapi semakin tak menentu
Kunanti tapi hanya lagu lalu
Beberapa kali mengutuk waktu
Hampa dirundung ragu

Siluet berdiri di ujung jalan sempit
Hati bergejolak bak sakura musim semi
Seketika menampar dinding hati
Melihatnya kini bersanding dengan yang lain

Sabtu, 08 Januari 2011

Pelangi Terakhir

topi usang itu bau tengik pasar pagi
ah ... kurasa dia telah menahannya bertahun-tahun lamanya
angkat beban
sebelum matahari bangun dan tertidur kembali

peluhnya bertabrakan dengan desahnya
sendal jepit swallow menguliti jari-jari kakinya
kaki lecet terseok-seok
tenggorokan berdahak kodok

matahari terus saja mengejeknya
apalagi hujan ia terus asik menangis

sang kala menyedot detik hidupnya
membunuh pelangi dengan bengis