Duduk termangu berpangku ragu
Mengusir sepi mengundang rayu
Membungkam angin yang berlalu
Mataku bertarung pada manusia satu-satu
Kutunggu tapi semakin tak menentu
Kunanti tapi hanya lagu lalu
Beberapa kali mengutuk waktu
Hampa dirundung ragu
Siluet berdiri di ujung jalan sempit
Hati bergejolak bak sakura musim semi
Seketika menampar dinding hati
Melihatnya kini bersanding dengan yang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar